29-04-2024
Mama Harus Tahu, Ini Ciri-Ciri dan Dampak Pola Asuh Otoriter pada Anak.
Pola asuh otoriter adalah salah satu pendekatan dalam mendidik anak yang cenderung didasarkan pada kontrol dan kedisiplinan yang ketat dari orang tua. Pola asuh ini berasal dari keyakinan orang tua bahwa perilaku dan sikap anak harus dibentuk oleh aturan-aturan yang diterapkan. Meskipun pendekatan ini mungkin dilakukan dengan niat yang baik, namun memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan anak.
A. Ciri-Ciri Pola Asuh Otoriter Pada Anak
1. Banyak aturan
Orang tua dengan pola asuh ini memiliki banyak aturan yang harus ditaati anak. Aturan yang diberikan ada di setiap aspek kehidupan dan perilaku anak. Bahkan, anak tidak mendapat penjelasan mengapa aturan-aturan tersebut perlu ditaati.
2. Komunikasi satu arah
Pola asuh ini tidak melibatkan anak dalam mengambil keputusan. Orang tua cenderung enggan menjelaskan mengenai alasan keputusan tersebut diambil. Mereka hanya ingin anak menaati aturan yang sudah ditentukan.
3. Tidak bisa dibantah
Orang tua tidak membiarkan anak membuat pilihannya sendiri. Mereka akan bersikap dominan, sehingga anak tidak memiliki kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya dengan dalih bahwa orang tua tahu apa yang terbaik untuk anak.
4. Menuntut tapi tidak responsif
Orang tua yang otoriter memiliki banyak aturan (micromanagement), tetapi tidak mau menjelaskan secara jelas pada anak mengapa aturan tersebut harus ada.
B. Dampak Pola Asuh Otoriter pada Anak
1. Rendahnya Kemandirian
Anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter cenderung kurang percaya diri dan mandiri. Mereka terbiasa bergantung pada otoritas orang tua atau figur yang lebih tua untuk membuat keputusan
2. Kurangnya Kemampuan untuk Menyelesaikan Konflik
Anak tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan konflik secara sehat atau berkomunikasi dengan efektif ketika mereka menghadapi situasi sulit.
3. Rendahnya Percaya Diri dan Harga Diri
Terkadang Anak merasa bahwa pendapat dan perasaan mereka tidak dihargai, yang dapat berdampak negatif pada gambaran diri anak
4. Pembatasan Kreativitas dan Inisiatif
Pola asuh otoriter sering kali menekankan pada ketaatan terhadap aturan dan struktur yang ketat, yang dapat menghambat kreativitas dan inisiatif pada anak.
5. Menimbulkan Ketidakharmonisan dalam Hubungan Orang Tua-Anak
Anak mungkin merasa tidak dekat dengan orang tua mereka atau merasa bahwa hubungan tersebut lebih didasarkan pada ketaatan daripada saling pengertian dan kasih sayang.
Pola asuh otoriter dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan anak, baik secara emosional maupun sosial. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan pendekatan yang lebih terbuka, mendukung, dan berbasis pada pengertian terhadap kebutuhan dan perasaan anak. Dengan memberikan ruang bagi anak untuk berekspresi, berdiskusi, dan belajar dari kesalahan, orang tua dapat membantu anak mengembangkan kemandirian, kreativitas, dan keterampilan sosial yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan. Semangat Ma!