Pentingnya Nutrisi di 1.000 Hari Pertama untuk Cegah Stunting

02-10-2024

Pentingnya Nutrisi di 1.000 Hari Pertama untuk Cegah Stunting

Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang dialami anak-anak akibat kurang gizi, infeksi berulang, dan minimnya stimulasi psikososial. Anak dapat dikategorikan stunting jika tinggi badannya lebih rendah dari minus dua standar deviasi kurva pertumbuhan dari World Health Organization (WHO), Ma.

Masalah stunting ini masih menjadi isu besar di Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting pada tahun 2023 mencapai 21,5%, hanya turun sedikit dari tahun sebelumnya yang 21,6%. Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan ambang batas WHO, yaitu 20%.

Penyebab Stunting di Indonesia

Penyebab stunting di Indonesia cukup kompleks dan melibatkan banyak faktor, Ma. Penyebab utamanya adalah malnutrisi kronis yang terjadi selama 1.000 hari pertama fase kehidupan anak, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Selain itu, pola asuh, kesehatan ibu selama kehamilan, serta kondisi sosial dan ekonomi keluarga juga turut memengaruhi terjadinya stunting.

Pentingnya Fase 1.000 Hari Pertama dalam Upaya Pencegahan Stunting

Fase 1.000 hari pertama, dimulai sejak si Kecil masih dalam kandungan hingga usianya 2 tahun, merupakan periode krusial dalam pencegahan stunting, Ma. Risiko stunting sudah bisa muncul sejak masa kehamilan, sehingga upaya pencegahan harus dimulai sedini mungkin.
Lantas, bagaimana mencegah agar si Kecil terhindar dari risiko stunting? Berikut beberapa tips untuk memastikan pemenuhan gizi seimbang bagi ibu hamil dan bayi, agar si Kecil terhindar dari stunting.
 

1. Cukupi Kebutuhan Zat Besi dan Asam Folat

Zinc atau zat besi menjadi satu dari sekian banyak nutrisi yang berperan krusial bagi kesehatan janin dan ibu hamil. Ironisnya, defisiensi zat besi merupakan kondisi yang banyak terjadi pada ibu hamil, diperkirakan setengah dari seluruh populasi ibu hamil di dunia mengalami defisiensi zat besi selama masa kehamilannya. Padahal, kekurangan zat besi meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Selain itu, memenuhi kebutuhan asam folat harian juga jadi sebuah keharusan, Ma. Menurut anjuran dari jurnal stunting “US Preventative Task Force”, ibu hamil perlu mengkonsumsi 400-800 mikrogram asam folat setiap hari selama trimester pertama kehamilan. Asam folat akan bermanfaat bagi perkembangan janin serta menghindari kelahiran cacat dan menurunkan risiko stunting.
 

2. Berhenti Merokok dan Hindari Polusi

Bagi ibu hamil yang merokok, dianjurkan untuk berhenti menjadi perokok jika ingin si Kecil tumbuh dan berkembang dengan sehat. Selain itu, sebisa mungkin hindari paparan polusi serta radikal bebas, Ma. Paparan polusi dan zat kimia yang terkandung di dalam rokok berisiko besar menyebabkan kelahiran cacat maupun prematur yang menganggu metabolisme si Kecil, lho, Ma.
 

3. Perhatikan Asupan Gizi si Kecil Selama Masa MPASI

Lahirnya malaikat kecil ke dunia, bukan berarti pencegahan stuntingnya selesai. Pastikan asupan gizi Mama seimbang pada saat masa menyusui. Hal ini akan berdampak baik bagi kelancaran ASI, Ma. Setelah masuk masa MPASI, Mama perlu memperhatikan pemilihan menu yang tepat dan sesuai dengan usia dan kebutuhan nutrisi Mama maupun si Kecil.

Yang perlu Mama ingat, nutrisi selama 1.000 hari pertama sangat krusial, bahkan sejak awal kehamilan. Mama dan Papa harus bekerja sama untuk menjaga asupan gizi yang baik untuk Mama dan si Kecil. Yuk, Ma, cegah stunting sejak awal agar si Kecil tumbuh sehat optimal!